Panas Berlebih Pada Rangkaian Listrik
Sepanjang tahun 2015, di Jakarta telah terjadi 685 kasus kebakaran. Penyebabnya bermacam-macam, bisa karena kompor, listrik, rokok, dll. Namun, dari sejumlah kasus kebakaran tersebut, paling banyak disebabkan oleh listrik. Berikut data penyebab kebakaran di Jakarta tahun 2015:
Kompor | : 37 |
Listrik | : 376 |
Rokok | : 13 |
Lain-Lain | : 259 |
* Dari 685 kasus kebakaran di Jakarta, lebih dari 50 persen diakibatkan oleh listrik.
Jika kita menyimak berita di koran, media online, atau televisi, hubungan pendek listrik atau korsleting selalu dianggap sebagai kambing hitam penyebab kebakaran. Padahal jika diselidiki lebih lanjut, panas berlebih pada rangkaian listriklah yang lebih berpotensi menjadi penyebab kebakaran. Mengapa?
Ketika terjadi panas berlebih pada rangkaian listrik, sekring atau MCB (Miniature Circuit Breaker) tidak akan putus/ trip. Akibatnya, arus listrik akan tetap mengalir pada rangkaian, sehingga panas terus terakumulasi serta suhu pun semakin tinggi. Sedangkan ketika terjadi korsleting, sekring atau MCB akan putus/ trip karena ada arus berlebih pada rangkaian, sehingga akumulasi panas bisa dihentikan.
Ilustrasi efek panas berlebih pada stop kontak
Penyebab panas berlebih dapat terjadi karena beberapa hal, di antaranya beban berlebih pada rangkaian listrik, kualitas perlengkapan listrik (kabel, steker, stop kontak, dll.) yang buruk, High Resistance Connection (HRC), dan lain-lain.
Di Indonesia, salah satu kasus kebakaran yang disebabkan panas berlebih pernah terjadi di Desa/ Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur (24/07/2015) lalu. Seperti dilansir dari media online www.memoarema.com edisi 27 Juli 2015, kebakaran rumah yang ditempati Utami ini, awalnya berasal dari stop kontak yang rusak. Utami mengaku, stop kontak di rumahnya sudah lama tidak diganti. Kemudian, jika steker dicolokkan pada stop kontak saat hendak menghidupkan lampu, stop kontak pun sering mengeluarkan percikan api.
Secara teknis, diduga kondisi stop kontak yang mengalami panas berlebih terus teraliri arus listrik, sehingga mengakibatkan plastik pembungkusnya meleleh hingga terbakar. Api kemudian membakar tiang rumah dari kayu dan merembet pada bagian dinding bambu hingga akhirnya melalap seluruh bangunan berikut isinya.
Ilustrasi proses melelehnya stop kontak bahan PVC akibat panas berlebih
Agar peristiwa kebakaran seperti contoh kasus di atas tidak terjadi di tempat tinggal Anda, sebagai langkah antisipasi, sebaiknya Anda mengenali gejala awal dan efek panas berlebih pada steker, stop kontak, kabel, fitting lampu, dan sakelar.
1. Kabel listrik
Pemakaian kabel listrik yang tidak sesuai dengan peruntukannya bisa menimbulkan panas berlebih yang dapat memicu kebakaran. Misalnya, kabel yang memiliki KHA (Kemampuan Hantar Arus) yang kecil digunakan untuk mengoperasikan peralatan listrik yang membutuhkan daya listrik besar. Tanda yang menunjukkan ada potensi/telah terjadi panas berlebih pada kabel listrik adalah :
a. Isolasi kabel terasa hangat ketika disentuh
b. Isolasi kabel meleleh
c. Sambungan kabel longgar dan timbul percikan api
2. Steker dan stop kontak
Kondisi steker dan stop kontak yang mengalami panas berlebih secara terus-menerus juga dapat mengakibatkan kebakaran. Sebelum sesuatu yang buruk terjadi pada Anda, sebaiknya cek kembali steker dan stop kontak di rumah dengan melihat tanda yang menunjukkan bahwa ada potensi/telah terjadi panas berlebih pada steker atau stop kontak, seperti :
a. Steker terasa longgar ketika dicolokkan ke stop kontak
b. Terdengar bunyi crrrtt... crrrtt... dan ada percikan api ketika steker dicolokkan ke stop kontak
c. Steker dan stop kontak terasa panas
d. Bagian plastik steker dan stop kontak meleleh atau bahkan gosong
3. Sakelar dan fitting lampu
Anda pasti pernah menemukan sakelar yang tidak berfungsi secara optimal. Kemungkinan besar, sakelar tersebut telah berkarat,menjadi sarang serangga, atau masalah lain sehingga mekanisme kerjanya terganggu. Segera perbaiki atau ganti sakelar atau fitting lampu Anda jika mengalami masalah berikut :
a. Lampu cepat rusak sehingga harus sering diganti
b. Lampu terlihat redup dan sering berkedip-kedip ketika dinyalakan
c. Sakelar harus ditekan berkali-kali untuk menyalakan lampu
Jika Anda pernah menemukan gejala panas berlebih pada rangkaian listrik di rumah atau pun di kantor, segera perbaiki atau ganti perlengkapan listrik tersebut, agar terhindar dari risiko kebakaran. Apakah Anda pernah menemukan gejala panas berlebih pada perlengkapan listrik Anda?
Salam safety!
DOWNLOAD VERSI SLIDEBOOK DARI ARTIKEL INI? BISA!
SILAKAN DOWNLOAD DI SINI
[SLIDEBOOK PANAS BERLEBIH PADA RANGKAIAN LISTRIK]
By Copywriter Safety Sign Indonesia
Baca Juga
Safety Induction untuk Pekerja Baru, Pentingkah?
Seberapa penting safety induction untuk pekerja baru? Berapa kali safety induction diberikan untuk pekerja baru?
Standar K3 Baru, Ini 4 Poin Penting dalam Permenaker No.5 Tahun 2018 yang Wajib Anda Ketahui
Penerbitan Permenaker No. 5 Tahun 2018 bertujuan untuk mewujudkan lingkungan kerja yang aman, sehat, dan nyaman serta mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PAK). Lantas, apa saja poin penting dari Permenaker ini?
Kebakaran Gedung Bertingkat, Minimalkan Risikonya dengan Memahami Penggunaan APAR
Setiap gedung harus tersedia peralatan standar (sistem proteksi kebakaran aktif) untuk melindungi bangunan itu agar kebakaran tidak semakin membesar. Salah satu sistem proteksi kebakaran penting yang harus ada di gedung bertingkat adalah APAR.
Mengapa Rambu K3 di Tempat Kerja Harus Sesuai Standar Nasional dan Internasional?
Selain untuk pemenuhan persyaratan regulasi, kira-kira mengapa perusahaan harus memasang rambu K3 sesuai standar di tempat kerja?
Safety Sign Assessment, Mengapa Penting dan Apa Manfaatnya Bagi Perusahaan?
Safety sign assessment membantu menentukan rambu K3 sesuai kebutuhan perusahaan dan standar nasional/internasional.