Warna Urine Anda Mengungkapkan Segalanya. Cek Sekarang Juga!

28 Januari 2016

 

Source: healthyhomestead.com

 

Apa warna urine Anda? Apakah kuning? Kuning pekat? Atau jangan-jangan tidak berwarna sama sekali? Mulai saat ini, sebaiknya Anda sering mengeceknya, karena warna urine bisa mengungkap banyak hal mengenai kondisi tubuh.  

Ya, percaya atau tidak, urine atau yang biasa disebut juga dengan air seni ternyata bukan hanya air “buangan” semata. Tapi, dia merupakan indikator handal yang dapat digunakan untuk mengetahui kondisi kesehatan Anda. Terutama berkaitan dengan tingkat dehidrasi yang bisa saja saat ini Anda alami.

Apa kaitan dehidrasi dengan warna urine?

Dehidrasi adalah gangguan keseimbangan cairan atau air dalam tubuh akibat pengeluaran air lebih banyak daripada pemasukan. Selain karena faktor penyakit seperti diare atau pun muntah-muntah, dehidrasi juga bisa disebabkan oleh berbagai hal. Di antaranya, karena keluarnya banyak keringat akibat melakukan pekerjaan fisik yang berat, melakukan pekerjaan di luar ruangan dengan suhu yang panas, hingga terpapar AC selama berjam-jam bagi pekerja kantoran (AC bisa menyerap moisture atau kelembaban kulit dan cairan tubuh secara perlahan).

Dehidrasi bisa menjadi sumber berbagai jenis penyakit. Untuk pekerja atau karyawan, efek ini tentu saja bisa mengurangi kinerja dan produktivitas kerja. Sebuah penelitian bahkan menyebutkan bahwa setiap 1% berat air yang hilang dari tubuh, maka kapasitas kerja atau aktivitas fisik manusia berkurang sebesar 10%.

Lebih jauh lagi, jika sudah parah dan tidak ditangani dengan serius, maka dehidrasi dapat menyebabkan komplikasi hingga berujung pada kematian. Berbagai komplikasi tersebut, di antaranya:

Cedera Panas

 

Source: gettyimages.com

 

Jika tidak minum cukup cairan ketika melakukan berbagai aktivitas fisik yang menyebabkan tubuh mengeluarkan banyak keringat, Anda akan mengalami kram panas ringan hingga kelelahan akibat panas ataupun heat stroke yang dapat mengancam keselamatan jiwa.

Pembengkakan otak (cerebral edema)

Source: gettyimages.com

 

Terkadang, ketika Anda mengisi ulang cairan tubuh setelah mengalami dehidrasi, tubuh akan mencoba mendorong terlalu banyak air kembali ke dalam sel tubuh Anda. Hal ini bisa menyebabkan beberapa sel membengkak dan kemudian pecah. Konsekuensinya bisa sangat fatal, terutama jika sudah mengenai sel-sel otak.

Kejang

Source: wisegeek.com

Elektrolit, seperti sodium dan potasium, berguna untuk menyampaikan sinyal elektris dari satu sel ke sel lainnya. Jika elektrolit Anda tidak seimbang, maka sinyal elektris tersebut dapat bercampur, yang dapat menyebabkan terjadinya kontraksi otot tak sadar yang mengakibatkan gerakan yang tidak terkendali (kejang) dan terkadang sampai hilangnya kesadaran.

Syok Hipovolemik (syok volume darah rendah)

 

Source: gettyimages.com

 

Syok Hipovolemik merupakan salah satu akibat komplikasi dehidrasi yang sangat serius dan mengancam nyawa. Syok Hipovolemik ini adalah kondisi medis di mana perdarahan parah dan hilangnya cairan membuat jantung tidak mampu memompa cukup darah ke tubuh. Jenis syok ini dapat menyebabkan banyak organ berhenti bekerja.

Gagal ginjal

Source: gettyimages.com

 

Dehidrasi yang berat juga dapat menimbulkan gagal ginjal, yaitu hilangnya kemampuan ginjal untuk mengeluarkan cairan berlebih, elektrolit, dan zat sisa dari darah.

Koma hingga meninggal dunia

 

Source: gettyimages.com

 

Ketika masalah dehidrasi tidak segera ditangani dengan baik, maka dapat berakibat fatal bagi Anda, yaitu menyebabkan koma hingga meninggal dunia.

Karena dehidrasi ternyata bukan masalah kesehatan yang sepele, mulai saat ini Anda bisa melakukan pengecekan tingkat dehidrasi tubuh agar bisa melakukan tindakan preventif sebelum efek yang lebih jauh menyerang tubuh. Tapi, bagaimana cara mengetahuinya? Dari rasa haus? Apakah ini efektif?

Kita memang sering menghubungkan rasa haus dengan dehidrasi. Hal tersebut tidaklah salah. Namun, perlu diketahui bahwa rasa haus bukan indikator utama untuk bisa mengetahui tingkat dehidrasi. Karena dehidrasi juga sering terjadi tanpa ditandai dengan rasa haus. Dan bahkan, dehidrasi tanpa ditandai rasa haus ini justru lebih berbahaya.

Lantas, apa yang bisa dilakukan? Jawabannya adalah dengan mengecek warna urine. Seperti yang telah diuraikan di atas, warna urine Anda dapat mengatakan banyak hal mengenai tingkat dehidrasi dalam tubuh. Anda bisa mulai mengeceknya sekarang, kemudian hasilnya disesuaikan dengan penjelasan yang disajikan dalam tabel warna urine berikut:

Mengenali warna urine Anda cukup akurat untuk mengenali tanda-tanda dehidrasi, terutama jika perubahan warnanya juga disertai dengan berbagai gejala lainnya. Seperti mulut atau bibir terasa kering, haus, sakit kepala, sulit konsentrasi, pegal-pegal, kram otot, mual, hingga detak jantung meningkat.

Perlu diketahui juga bahwa selain warna-warna di atas, terkadang urine pun tidak berwarna. Untuk orang yang tidak mempunyai riwayat diabetes, sebenarnya hal ini menunjukkan bahwa tubuh Anda cukup cairan. Namun, dalam beberapa kasus, hal itu juga bisa menandakan bahwa Anda terlalu banyak minum dan berpotensi mengalami keracunan air.

Tindakan pencegahan

Untuk mengatasi dehidrasi, tentu saja yang perlu Anda lakukan adalah dengan selalu menjaga asupan cairan ke dalam tubuh. Seperti yang disarankan, konsumsilah air sebanyak 2 hingga 2,5 liter per hari (atau setara dengan 8-10 gelas). Namun, hal ini tentu harus disesuaikan juga dengan kondisi dan aktivitas tubuh yang dilakukan. Jika pekerjaan Anda melibatkan berbagai aktivitas fisik yang dapat menguras keringat, misalnya, maka Anda memerlukan asupan air lebih dari itu.

 

Source: newstribe.com

Bagi yang bekerja di depan komputer, selalu sediakan segelas air putih di meja kerja Anda. Jika terlalu sibuk atau tidak ingin bolak-balik mengisi gelas tersebut, Anda bisa menggunakan botol minum yang dapat menampung lebih banyak air. Targetkan berapa botol air yang harus Anda minum dari mulai masuk hingga keluar kantor.

Selain minum air putih, Anda juga bisa mendapatkan asupan cairan dengan cara memperbanyak makan sayur atau buah-buahan yang kaya akan air seperti semangka, melon, pir, dan lainnya. Namun yang pasti, kebutuhan tubuh akan air ini tidak bisa digantikan dengan minuman lain apalagi yang mengandung kafein seperti teh dan kopi, serta minuman bersoda. Karena minuman-minuman ini justru memicu dehidrasi.

Intinya, lakukan apa pun yang dapat membuat Anda selalu ingat untuk minum dengan cukup dan teratur.  Selain hal-hal di atas, Anda juga bisa memasang stiker warna urine di tempat kerja. Informasi dalam stiker ini bisa dijadikan patokan untuk mengetahui apakah tubuh Anda mengalami dehidrasi atau tidak. Dengan begitu, Anda pun bisa mengetahui kapan saatnya harus minum atau memenuhi asupan cairan tubuh. 

Perlu diingat, tubuh kehilangan cairannya setiap detik. Jadi, Anda harus benar-benar menjaga asupan cairan yang masuk ke dalam tubuh, sepanjang waktu. Hati-hati terhadap dehidrasi. Salam safety!

 

Semoga Bermanfaat, Salam Safety!!

By Copywriter PT Safety Sign Indonesia