Work-Related Stress: Stres di Era Globalisasi dan Dampak Seriusnya (Part. 02)
Telah kita ketahui, digitalisasi, inovasi organisasi kerja, tuntutan kerja dan beban kerja yang lebih tinggi hingga perubahan demografi angkatan kerja menjadi akar munculnya work-related stress atau stres di tempat kerja. Faktor-faktor di tempat kerja yang menyebabkan stres tersebut dijadikan International Labour Organization (ILO) sebagai bahaya psikososial (psychosocial hazard).
Faktor penyebab inilah yang sebenarnya berbahaya karena bisa membuat pekerja mengalami work-related stress hingga tahapan paling berat. Bahkan pada pembahasan artikel work-related stress part.01 disebutkan bahwa pekerja yang menderita stres bisa merusak dirinya sendiri akibat gangguan pada mental yang dialaminya. Tidak hanya berdampak pada mental pekerja, work-related stress juga berdampak pada aspek kesehatan lainnya.
Sebenarnya dampak work-related stress terhadap pekerja bisa beragam, tergantung bagaimana sikap pekerja tersebut dalam melawan stres. Namun, umumnya stres di tempat kerja bisa memberikan dampak negatif terhadap kesehatan dan keselamatan pekerja. Berikut penjelasannya!
Source: sciencenordic.com
Kesehatan
Tingkat stres yang tinggi menjadi penyebab munculnya gangguan kesehatan, termasuk mental dan gangguan perilaku dari pekerja seperti kelelahan, kecemasan berlebih, dan depresi. Sedangkan dari aspek fisik, pekerja yang mengalami stres bisa mengalami gangguan kardiovaskular (penyakit jantung, stroke, gangguan pada pembuluh darah, dll.) dan gangguan muskuloskeletal (nyeri otot pada bahu, punggung, pinggang, tangan, dll.).
Selain itu, work-related stress juga bisa membuat pekerja mengalami gangguan perilaku seperti mengonsumsi alkohol, merokok, gagal melakukan diet sehat, kurang tidur, serta gangguan lainnya yang bisa meningkatkan kecelakaan kerja.
Keselamatan kerja
Saat ini banyak studi menunjukkan bahwa perilaku tidak aman menjadi penyebab terjadinya kecelakaan di tempat kerja. Para ahli K3 pun berpendapat bahwa perilaku tidak aman tersebut sangat berhubungan dengan kondisi psikososial yang buruk di lingkungan kerja dan stres akibat pekerja semakin meningkatkan terjadinya kecelakaan kerja.
Beban kerja yang tinggi, tuntutan pekerjaan, keterampilan rendah, kurangnya motivasi dari perusahaan, konflik dengan supervisor dan rekan, hingga pekerjaan yang monoton menjadikan pekerja berisiko mengalami cedera di tempat kerja. Gangguan pada mental dan perilaku membawa dampak negatif terhadap keselamatan kerja di perusahaan dan memungkinkan terjadinya peningkatan kecelakaan kerja.
Produktivitas kerja dan ekonomi perusahaan
Imbas work-related stress ternyata lebih besar dari yang kita bayangkan. Ini seperti efek domino yang bisa merugikan perusahaan. Stres di tempat kerja bisa berdampak pada penurunan produktivitas kerja dan ekonomi perusahaan. Mengapa? Gangguan fisik, mental, dan perilaku akibat stres membuat pekerja menjadi mudah lelah, prestasi kerja menurun, tingkat kehadiran menurun, dan menghambat proses produksi. Akibatnya, produktivitas pun menurun, daya saing melemah, dan citra perusahaan di mata publik menjadi buruk.
Bila dibiarkan dan tidak ada tindak lanjut, stres di tempat kerja pun bisa merugikan perusahaan dalam hal ekonomi. Sebagai contoh, di Eropa kerugian perusahaan karena pekerjanya mengalami depresi akibat pekerjaan adalah sekitar 8 ribu triliun per tahun, mencakup biaya untuk absensi, hilangnya produktivitas, biaya kesehatan, dan kecelakaan kerja.
Cara Mencegah Work-Related Stress
Source: mindful.com
Baik perusahaan maupun pekerja harus bekerja sama dalam menanggulangi work-related stress. Salah satu cara yang dapat diterapkan perusahaan adalah melakukan perbaikan dan inovasi prosedur kerja serta melakukan Employee Assistance Program (EAP). EAP merupakan sebuah proses yang di dalamnya mencakup assessment, konseling jangka pendek, referal service dengan tujuan untuk membantu para pekerja mengatasi masalah personal yang bisa berdampak pada performa kerja, kesehatan, hingga kesejahteraan.
Tips mencegah work-related stress untuk pekerja
Kategori |
Pencegahan |
Suasana kerja |
|
Tuntutan pekerjaan
|
|
Kontrol lingkungan kerja |
|
Hubungan dengan atasan atau rekan kerja |
|
Peran |
Bicaralah kepada manajer Anda jika tanggung jawab dalam pekerjaan Anda tidak jelas dan mintalah atasan Anda untuk mendeskripsikan job desk Anda. |
Dukungan |
Bila atasan Anda terlalu fokus terhadap kekurangan karyawan dan kurang memberikan apresiasi atau motivasi kepada karyawan, cobalah berdiskusi dengan atasan Anda atau HRD mengenai hal ini. |
Pelatihan karyawan |
Bila Anda merasa perlu untuk mengembangkan keterampilan Anda, cobalah berbicara kepada atasan atau HRD mengenai pelatihan untuk karyawan. |
Tips mencegah work-related stress untuk pengusaha
Do |
on't |
|
|
Dalam rangka pengendalian stres di tempat kerja, kementerian tenaga kerja di beberapa negara telah membuat pedoman perihal risiko psikososial akibat work-related stress. Bahkan pedoman tersebut diadopsi para pengusaha untuk dimasukkan ke dalam kebijakan perusahaan. Hal ini dimaksudkan agar perusahaan juga turut aktif dalam pencegahan dan pengelolaan work-related stress yang bisa berdampak serius bagi para pekerja dan pihak manajemen perusahaan sendiri. Diharapkan pemerintah dan perusahaan di Indonesia juga mulai fokus dalam mencegah dan mengelola work-related stress dengan memasukkan isu tersebut ke dalam kebijakan perusahaan.
Download Work-Related Stress: Stres di Era Globalisasi dan Dampak Seriusnya versi lengkapnya di sini
Semoga Bermanfaat, Salam safety!
Sumber: www.SafetySign.co.id
Baca Juga
Tips Mencegah Cedera Tangan: Apa yang Harus dan Jangan Dilakukan di Tempat Kerja
Penting Diketahui, Ini Penyebab, Jenis dan Cara Penanganan Dislokasi Pergelangan Tangan
Cedera Tangan Sering Terjadi di Tempat Kerja, Kenali Jenis dan Cara Pencegahannya
Mencegah Penyakit Akibat Kerja dengan Penggunaan APD yang Tepat: Jenis dan Perannya
Wajib Diwaspadai, ini 7 Penyakit Akibat Kerja yang Sering Menjangkit Pekerja di Indonesia