5 Potensi Risiko Bahaya di Rumah Sakit yang Harus Diwaspadai

Foto: Shutterstock.com
Rumah sakit, sebagai fasilitas pelayanan kesehatan, memiliki peran vital dalam menjaga dan memulihkan kesehatan masyarakat. Namun, di balik fungsi utamanya, rumah sakit juga menyimpan berbagai potensi bahaya yang dapat mengancam keselamatan pasien, tenaga medis, dan pengunjung. Identifikasi dan pengelolaan risiko ini menjadi krusial untuk menciptakan lingkungan yang aman dan sehat bagi semua pihak.
Salah satu potensi bahaya utama di rumah sakit adalah risiko fisik. Data menunjukkan bahwa faktor lingkungan fisik berkontribusi signifikan terhadap terjadinya kecelakaan di rumah sakit, dengan persentase mencapai 95,7%. Risiko fisik ini mencakup berbagai insiden seperti tertusuk jarum, terpeleset, atau menabrak dinding dan pintu kaca. Upaya pencegahan meliputi penggunaan safety box untuk limbah tajam, pemasangan keramik anti-slip, serta penandaan yang jelas pada area rawan kecelakaan.
Selain risiko fisik, bahaya biologis juga menjadi perhatian serius di rumah sakit. Paparan terhadap kuman patogen dapat terjadi melalui darah, cairan tubuh, dan udara, meningkatkan risiko infeksi bagi tenaga medis dan pasien. Penerapan protokol sanitasi yang ketat dan praktik housekeeping yang baik sangat diperlukan untuk meminimalkan risiko ini. Dengan memahami dan mengelola potensi bahaya ini, rumah sakit dapat meningkatkan kualitas pelayanan sekaligus memastikan keselamatan seluruh penghuninya.
Baca Juga:
- Kerap Terjadi di Jalan Tol, Ini yang Harus Dilakukan saat Kendaraan Alami Rem Blong
- Langkah Preventif Kecelakaan, 6 Perlengkapan Darurat ini Wajib Ada di Mobil
Potensi Bahaya di Rumah Sakit
1. Risiko Bahaya Fisik
Risiko bahaya fisik di rumah sakit terdiri dari beberapa jenis, seperti:
Foto: Freepik.com
- Risiko Bahaya Mekanik
Risiko yang sering terjadi di rumah sakit meliputi tertusuk jarum, terpeleset, atau menabrak dinding dan pintu kaca. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan antara lain penggunaan safety box untuk limbah tajam, larangan menutup kembali jarum bekas, pemasangan keramik anti-slip di koridor serta lantai miring, pemasangan rambu peringatan "awas licin", serta penggunaan kaca film dan stiker pada dinding atau pintu kaca agar lebih terlihat.
- Risiko Bahaya Kebisingan
Risiko kebisingan di rumah sakit dapat ditemukan di ruang boiler, generator listrik, dan ruang chiller. Upaya pengendalian yang dapat dilakukan meliputi penggantian peralatan dengan alat yang memiliki tingkat kebisingan lebih rendah, penggunaan pelindung telinga bagi pekerja, serta pemantauan tingkat kebisingan secara berkala oleh tim sanitasi.
- Risiko Bahaya Pencahayaan
Risiko pencahayaan yang tidak memadai dapat terjadi di area seperti kamar operasi dan laboratorium. Untuk mengendalikannya, diperlukan pemantauan tingkat pencahayaan secara berkala oleh tim sanitasi, dengan hasil evaluasi yang dilaporkan kepada petugas teknisi guna menindaklanjuti ruangan yang pencahayaannya tidak memenuhi standar.
- Risiko Bahaya Listrik
Bahaya listrik meliputi risiko korsleting dan sengatan listrik. Untuk mengendalikannya, perlu diterapkan kebijakan bahwa semua peralatan listrik harus memenuhi standar SNI, serta dilakukan pemeriksaan rutin guna memastikan fungsi dan kelayakan peralatan listrik di rumah sakit.
- Risiko Bahaya Radiasi
Risiko paparan radiasi dapat ditemukan di ruang radiologi, radioterapi, kedokteran nuklir, serta beberapa kamar operasi yang dilengkapi dengan sinar X. Upaya pengendalian yang perlu dilakukan mencakup pemasangan rambu peringatan bahaya radiasi, pemeriksaan rutin terhadap tingkat paparan radiasi, serta pemantauan berkala untuk memastikan keamanannya.
2. Risiko Bahaya Fisiologi
Foto: Freepik.com
Risiko fisiologis di rumah sakit dapat terjadi dalam berbagai aktivitas, seperti mengangkat dan memindahkan pasien atau barang, serta posisi duduk yang kurang ergonomis. Ketidaksesuaian antara peralatan kerja dengan ukuran fisik pekerja juga dapat menjadi faktor risiko, terutama jika peralatan berasal dari negara dengan standar ukuran tubuh yang berbeda. Untuk mengurangi dampaknya, penting bagi tenaga medis dan staf rumah sakit untuk melakukan peregangan atau aktivitas fisik secara rutin.
3. Risiko Bahaya Biologi
Risiko bahaya biologis di rumah sakit umumnya berasal dari kuman patogen yang dapat menyebar melalui darah, cairan tubuh, dan udara dari pasien. Untuk mengendalikannya, diperlukan upaya sanitasi yang optimal serta dukungan housekeeping yang baik dari seluruh staf dan penghuni rumah sakit.
4. Risiko Bahaya Psikologi
Risiko bahaya psikologis dapat terjadi di seluruh area rumah sakit akibat ketidakharmonisan hubungan antar individu, baik antar staf, antara staf dan pasien, maupun antara staf dan pimpinan. Kondisi ini dapat memengaruhi perilaku serta menurunkan semangat kerja, sehingga berdampak pada produktivitas. Untuk mengendalikan risiko ini, perlu dilakukan pertemuan rutin antar satuan kerja, staf, dan pimpinan dalam berbagai acara bersama guna mempererat komunikasi. Dengan demikian, tercipta lingkungan kerja yang lebih akrab dan nyaman, sehingga risiko gangguan psikologis dapat diminimalkan.
5. Risiko Bahaya Kimia
Foto: Freepik.com
Risiko bahaya kimia dapat berasal dari penggunaan bahan berbahaya dan beracun (B3). Untuk mengendalikan risiko ini, diperlukan identifikasi bahan B3, pelabelan dan penyimpanan sesuai standar, serta penyediaan Material Safety Data Sheet (MSDS) sebagai panduan keselamatan. Selain itu, perlu disiapkan perlengkapan P3K dan diberikan pelatihan teknis kepada petugas yang menangani bahan kimia berbahaya. Limbah cair yang mengandung B3 juga harus dibuang melalui saluran khusus yang akan diproses di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) guna mencegah pencemaran lingkungan.
Memahami potensi risiko bahaya di rumah sakit adalah langkah penting dalam menciptakan lingkungan yang amna bagi pasien, tenaga medis, dan pengunjung. Dengan menerapkan prosedur keselamatan yang ketat, meningkatkan kesadaran akan bahaya yang ada, serta melakukan perawatan fasilitas secara berkala, risiko kecelakaan dan penyakit di rumah sakit dapat diminimalkan. Keselamatan di rumah sakit bukan hanya tanggung jawab tenaga medis, tetapi juga seluruh pihak yang terlibat dalam sistem pelayanan Kesehatan.
Semoga bermanfaat, Salam Safety!
Baca Juga
10 Poin Penting yang Harus Dipahami Pekerja Tentang Perencanaan Tanggap Darurat
safety dojo
Tips Menjaga Keselamatan Diri dan Barang saat Naik Transportasi Umum
Tips Keamanan dan Keselamatan di ATM, Agar Terhindar dari Kejahatan
Aturan Keselamatan di Stasiun dan Kereta Api, Penumpang Wajib Patuhi Ini!